MUHAMMAD ALI SANG LEGENDA TINJU
Muhammad Ali Lahir dengan nama Asli Cassius Marcellus Clay, Jr. dari ayah bernama Cassius Marcellus Clay, Sr., seorang pelukis billboard (papan iklan) dan rambu lalu lintas dan ibu bernama Odessa Grady Clay, seorang pencuci pakaian. Muhammad Ali adalah mantan petinju professional asal Amerika Serikat yang dikenal secara luas sebagai salah satu tokoh olahraga yang paling penting dan terkenal dari abad ke-20. Dari awal kariernya, Ali dikenal sebagai sosok inspiratif, kontroversial dan berpengaruh baik di dalam maupun di luar ring.
Pada usia 12 tahun Clay melapor kepada polisi yang bernama Joe Martin bahwa sepeda BMX barunya telah di curi oleh seseorang, tetapi Joe Martin yang juga seorang pelatih tinju di Louisville, malah mengajari Clay kecil cara bertinju agar dapat menghajar si pencuri sepeda. Ali kecil sangat antusias berlatih tinju di bawah bimbingan Martin.
Tidak lama setelah itu, Clay memeluk agama Islam dan mengubah nama "budak"-nya menjadi Muhammad Ali dan memberikan pesan kebanggaan ras untuk Afrika Amerika serta perlawanan terhadap dominasi putih selama Gerakan Hak-Hak Sipil Afrika-Amerika tahun 1960-an, dan pada tahun ini juga debut pertama di ring profesional. Menang angka 6 ronde atas Tunney Hunsaker. Pada usia 22 tahun, ia telah merebut gelar juara dunia tinju kelas berat menang TKO ronde 7 dari 15 atas Sonny Liston di Florida, Amerika Serikat. Liston mengalami cedera pada leher yang membuatnya mengundurkan diri dari pertandingan.
Segera setelah menang atas Liston, Clay menyatakan agama dan nama barunya, Muhammad Ali, serta masuknya ia dalam kelompok Nation of Islam yang kontroversial. Pada tahun 1966, dua tahun setelah memenangkan gelar kelas berat, Ali menolak ikut wajib militer untuk Pasukan Militer Amerika Serikat, serta menentang keterlibatan Amerika dalam Perang Vietnam. Ungkapannya yang terkenal dalam menolak wamil ini adalah, "Saya tidak ada masalah dengan orang-orang Vietcong, dan tidak ada satupun orang Vietcong yang memanggilku dengan sebutan Nigger!". Ali kemudian diskors, dan gelar juaranya dicabut oleh Komisi Tinju. Ia berhasil mengajukan banding di Mahkamah Agung Amerika Serikat, yang membalikkan hukumannya pada tahun 1971. Pada saat itu, ia tidak bisa bertarung sama sekali selama hampir empat tahun dan kehilangan kinerja puncaknya sebagai seorang atlet tinja kelas berat.
Pada 1 Oktober 1975: Thrilla in Manila. Presiden Ferdinand Marcos memboyong pertandingan Ali vs Fraizer III ke Kota Manila, Filipina. Ali menang TKO pada ronde ke-14 dalam pertandingan yang sangat seru dan menegangkan, bahkan disebut sebagai salah satu "pertandingan tinju terbaik abad ini". Frazier yang kelelahan akhirnya menyerah dan tidak mau melanjutkan pertandingan pada istirahat menjelang ronde ke-15. Setelah itu, saat akan wawancara dengan televisi, Ali terjatuh karena kehabisan tenaga; setelah istirahat beberapa menit, wawancara bisa dilakukan, tetapi Ali harus duduk di bangku karena sudah kehabisan tenaga. 4 tahun kemudian Ali menyatakan mengundurkan diri dari dunia tinju tepatnya pada 6 September 1979, dan gelar dinyatakan kosong.
Disebutkan, dalam laporan medis yang dilakukan di Mayo Clinic, Ali dinyatakan menderita gejala sindrom Parkinson seperti tangan yang gemetar, bicara yang mulai lamban, serta ada indikasi bahwa ada kerusakan pada selaput (membran) di dalam otak Ali. Namun, promotor Don King merahasiakan hasil medis ini, dan pertandingan Ali vs Holmes tetap berlangsung. 2 Oktober 1980: Ali kembali ke ring tinju, melawan mantan kawan berlatihnya, Larry Holmes, yang telah menjadi juara dunia kelas berat dalam pertandingan yang diberi judul "The Last Hurrah". Dalam pertandingan yang berat sebelah, Ali tidak mampu berkutik, sedangkan Holmes tampak tidak tega "menghabisi" Ali yang tak berdaya. Ali menyerah dan mengundurkan diri pada ronde ke-11, Holmes dinyatakan menang TKO.Setelah pertandingan tersebut, dilakukan cek medis ulang, dan hasilnya menguatkan hasil sebelumnya.
Pada 11 Desember 1981, sekali lagi Ali yang sudah uzur mencoba kembali ke dunia tinju melawan Trevor Berbick di Bahama dalam pertandingan yang diberi tajuk "Drama in Bahama". Dalam kondisi renta, Ali mampu tampil lebih bagus daripada saat melawan Holmes, walaupun akhirnya kalah angka 10 ronde. Setelah pertandingan ini, Ali benar-benar pensiun dari dunia tinju.
Ali hingga saat ini merupakan satu-satunya juara dunia kelas berat sebanyak tiga kali; ia memenangkan gelar tersebut pada tahun 1964, 1974, dan 1978. Di antara tanggal 25 Februari hingga 19 September 1964, Ali dinobatkan sebagai Juara Dunia Tinju Kelas Berat. Ia dijuluki sebagai "The Greatest". Pada tahun 1999, Ali dianugerahi "Sportsman of the Century" oleh Sports Illustrated.
No comments:
Post a Comment